Penduduk Asli Negara Thailand Adalah

Penduduk Asli Negara Thailand Adalah

Penduduk Asli Amerika atau Suku Red Indian (juga disebut Native Americans, American Indians, atau Amerindian) adalah pemukim pertama Amerika Utara yang datang dari Asia lebih dari 20.000 tahun lalu. Karena mengikuti hewan buruan, mereka mengembara melewati Selat Bering (dulu tanah genting, kini pemisah titik paling timur Benua Asia dan titik paling barat Benua Amerika). Lambat laun mereka menetap dan berkembang menjadi berbagai suku. Berabad-abad mereka membangun masyarakat teratur. Pada abad ke-16, orang Eropa tiba di Amerika Utara untuk pertama kali. Karena mengira tiba di India (Asia), mereka secara keliru menyebut penduduk asli itu "orang India". Karena itu, penduduk asli Benua Amerika tersebut dikenal dengan nama "Indian" sebagai bahasa Inggris dari kata "orang India". Karena para pendatang dari Eropa tersebut menginginkan tanah, penduduk suku Indian tersebut merasa terancam. Mereka pun bertempur melawan para pendatang Eropa tersebut. Pada abad ke-19, penduduk suku Indian melawan pemerintah Amerika Serikat yang berusaha menggusur mereka, namun akhirnya mereka kalah dan dipindahkan ke reservat, daerah khusus untuk mereka tinggali. Hingga kini masih banyak orang suku Indian yang tinggal dan hidup di sana.

Suku Sioux dan suku lain dari daerah Great Plains hidup di tenda yang diistilahkan dengan tepee. Tepee terbuat dari kulit bison yang diregangkan pada kerangka kayu yang mudah dipasang. Di bagian atasnya ada penutup yang bisa dibuka agar asap dari api unggun bisa keluar.

Tiap suku Indian mempunyai bahasa sendiri. Meskipun terdiri atas berbagai suku, mereka bisa saling berkomunikasi dengan bahasa isyarat yang dipahami oleh mereka semua.

Kepala suku Indian terakhir yang memimpin perlawanan terhadap "orang kulit putih" adalah Geronimo (1829-1909) dari suku Chiricahua Apache. Ia memimpin serangan dari negara bagian baratdaya hingga ke Meksiko. Akhirnya ia tertangkap dan diasingkan ke Florida. Lalu ia dibebaskan dan menjadi seorang tokoh nasional yang termasyur.

Penduduk asli Amerika utara terdiri atas banyak suku. Mereka umumnya hidup dari berburu, memancing dan bertani. Suku-suku terkenal di antaranya adalah Cheyenne, Comanche, don Sioux yang hidup di Great Plains; Apache, Navajo, dan Pueblo, yang hidup di daerah baratdaya; dan Iroquois, Huron, dan Cherokee, yang hidup di daerah timur, serta Miccosukee yang tinggal di wilayah Everglades (Florida).

Keterampilan perang seorang prajurit tampak dari tanda bulu:

Suku Indian memakai busur dan anak panah, pisau, serta pentung, tombak, sebagai senjata. Banyak pula yang membawa tomahawk. Pada abad ke-16 mereka mendapat senapan dari pedagang di Eropa.

Orang Indian adalah pengrajin yang terampil. Mereka membuat pakaian dan hiasan kepala yang indah. Sepasang sepatu moccasin terbuat dari kulit yang disetik dan dihiasi dengan tali kulit serta aneka warna manik.

Satu setengah juta orang Indian AS hidup di reservat yang mereka kelola sendiri. Reservat Navajo, misalnya, meliputi daerah seluas 6 juta ha di Arizona, New Mexico, dan Utah. Baru-baru ini beberapa Suku Indian pesisir barat laut Pasifik berhasil memprotes, dan memperoleh tanahnya kembali.

Sebelum orang Eropa tiba, suku Indian menduduki sebagian besar wilayah yang sekarang menjadi AS. Suku Indian dikelompokkan menjadi 6 wilayah geografis. Pemukiman Eropa secara bertahap mendesak Suku-suku Indian ke barat dan barat daya. Akhirnya pada 1890 mereka menetap di beberapa reservat yang tersebar.

Mengukur kekayaan suatu negara tak cukup dengan melihat produk domestik bruto (PDB) saja. Kalau tolok ukurnya hanya PDB, maka negara terkaya adalah mereka yang mempunyai PDB terbesar antara lain Amerika Serikat (AS), Cina, Jepang dan Jerman.

Masalahnya, PDB tidak mengukur ketimpangan pendapatan, yakni bagaimana kekayaan negara bisa didistribusikan kepada penduduknya. Jika tolok ukurnya pendapatan per kapita penduduk, daya beli masyarakat (purchasing power parity/PPP) dan PDB, serta ketahanan negara menghadapi krisis selama pandemi.

Mengacu pada analisis Global Finance Magazine, berikut 10 negara terkaya apabila diukur menggunakan indikator tersebut. Irlandia menempati urutan pertama, sementara AS hanya berada di ranking 9.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Irlandia: US$145.1962. Luxembourg: US$142.4903. Singapura: US$133.8954. Qatar: US$124.8485. Macao: US$89.5586. Uni Emirates Arab: US$88.2217. Swiss: US$87.9638. Norwegia: US$82.6559. Amerika Serikat: US$80.03510. San Marino: US$78.926

1. Amerika Serikat: US$25,04 triliun2. Cina: US$18,32 triliun3. Jepang: US$4,3 triliun4. Jerman: US$4.03 triliun5. India: US$3.47 triliun6. Inggris: US$3.2 triliun7. Perancis: US$2.78 triliun8. Kanada: US$2.2 triliun9. Rusia: US$2.13 triliun10. Italia US$2 triliun

Gaji atau upah tinggi merupakan impian bagi kebanyakan orang. Beberapa negara yang menawarkan gaji tinggi juga dapat menjadi referensi dalam bekerja.

Menurut data Wage Centre dari deretan negara di Asia Tenggara, Singapura menjadi salah satu negara dengan gaji rata-rata tertinggi pada 2022. Jumlahnya bisa mencapai 4.480 dolar AS atau sekitar Rp70 juta setiap bulannya.

Berikut adalah 11 negara dengan besaran gaji rata-rata penduduk tertinggi di Asia Tenggara.

Dari keseluruhan negara ASEAN, Singapura termasuk negara dengan gaji tertinggi, yakni mencapai 4.585 dolar AS atau sekitar Rp 68.3 juta per bulan pada 2022. Walaupun dikenal sebagai negara kecil dengan jumlah penduduk hanya 5,9 juta jiwa dan luas wilayah 721,5 km², tetapi Singapura bisa membuktikan statusnya sebagai negara maju.

Diketahui angka harapan hidup para penduduk di Singapura cenderung tinggi, yakni mencapai 84 tahun. Namun, perlu diperhatikan juga bahwa tingkat pengangguran di Singapura mencapai 2.4 persen pada 2022.

Negara yang dijuluki sebagai The Land of Unexpected Treasures atau negara dengan kekayaan tak terduga ini sebanding dengan hasil survei Wage Centre. Brunei Darussalam menempati peringkat 2 negara dengan besaran gaji bulanan tertinggi di Asia Tenggara, yakni sebesar 3.550 dolar AS atau sekitar Rp 53 juta pada tahun 2022.

Penduduk Brunei juga terlihat sangat sedikit dibandingkan Singapura, yang hanya sebesar 444.5 ribu jiwa dan luas wilayah yang lebih kecil, yakni 5,765 km².

Lalu selanjutnya, negara yang bersebelahan dengan Pulau Kalimantan ini masuk dalam peringkat 3 dengan besaran gaji tertinggi di ASEAN pada 2022, yakni mencapai 600 dolar AS atau sekitar Rp 9 juta setiap bulannya.

Malaysia juga mencatat kategori luas wilayah dan penduduk yang lebih kecil dibandingkan dengan Singapura, yakni sebesar 330,903 km² dan 33.1 juta jiwa penduduk pada 2022.

Wage Centre menyebut, Indonesia masuk pada peringkat 4 sebagai negara dengan jumlah rata-rata gaji penduduk tertinggi pada 2022, yakni sebesar 560-630 dolar AS atau sekitar Rp 8.3 juta - Rp 9.4 juta setiap bulannya. Walaupun masuk peringkat tertinggi, tingkat pengangguran di Indonesia juga cenderung tinggi, yakni hingga 6.5 persen.

Dari peringkat 10 besar di Asia Tenggara, Indonesia memiliki luas wilayah terbesar mencapai 1,905,000 km², dengan jumlah populasi mencapai 278.4 juta jiwa. Kualitas kesehatan yang cukup memadai memperlihatkan angka harapan hidup para penduduk cukup baik hingga 72 tahun.

Negara yang terletak diantara Indonesia dan Taiwan ini menempati peringkat 5 besar sebagai negara dengan gaji penduduk tertinggi di Asia Tenggara, yakni sebesar 485-585 dolar AS atau sekitar Rp 7.2 juta - Rp 8.7 juta.

Meski demikian, tingkat pengangguran di Filipina masih tergolong tinggi, yakni mencapai 6.6 persen. Diketahui jumlah populasi di Filipina mencapai 112. 1 juta jiwa dengan jumlah luas wilayah 300,000 km². Angka harapan hidup di Filipina bisa mencapai 71 tahun.

Dengan jumlah populasi sebanyak 70.1 juta jiwa dan luas wilayah 513,120 km² negara Gajah Putih, Thailand masuk peringkat 6 dengan besaran gaji penduduk tertinggi di Asia Tenggara pada 2022. Jumlah gaji setiap bulan para penduduk di sana mencapai 435 dolar AS atau sekitar Rp 6.5 juta.

Kualitas kesehatan di Thailand cenderung baik, angka harapan hidup para penduduk bisa mencapai 77 tahun. Namun, perlu diperhatikan, tingkat pengangguran di sana mencapai 2.3 persen.

Vietnam diketahui memiliki total populasi sekitar 98.8 juta jiwa. Menurut para ahli Bank Dunia, ekonomi Vietnam akan tumbuh rata-rata 7 persen per tahun di tahun-tahun yang akan datang, pertumbuhan ini dinilai 0,5 persen lebih tinggi dari ekonomi China. Dengan demikian, tingkat pendapatan dan kesejahteraan umum penduduk akan meningkat.

Total pendapatan bulanan rata-rata penduduk Vietnam pada 2022 sebesar 275 dolar AS atau sekitar Rp 4.1 juta, dan angka harapan hidup mencapai 75 tahun. Namun, perlu diperhatikan juga tingkat pengangguran di sana masih cenderung tinggi, yakni sebesar 3.7 persen.

Lalu selanjutnya pada peringkat 8 negara dengan gaji bulanan tertinggi di ASEAN diisi oleh Kamboja dengan jumlah upah bulanan sebesar 250-300 dolar AS atau sekitar Rp 3.7 juta pada 2022. Tingkat pengangguran di Kamboja juga tergolong rendah, yakni hanya mencapai 0.3 persen saja dari total populasi sebesar 17.1 juta jiwa.

Peringkat 9 diisi oleh Laos dengan jumlah gaji sebesar 195 dolar AS atau sekitar Rp 2.3 juta setiap bulannya. Laos juga mencatatkan tingkat pengangguran yang rendah, yakni hanya sebesar 1 persen dari total populasi 7.5 juta penduduk dan luas wilayah 236,800 km².

Berada di bagian timur Pulau Timor dan berbatasan dengan Indonesia, Timor Leste juga tercatat memiliki besaran gaji rata-rata tertinggi di Asia Tenggara, yakni sebesar 175 dolar AS atau sekitar Rp 2,6 juta. Meski demikian, tingkat pengangguran Timor Leste masih menunjukkan angka yang cukup besar berada tipis di bawah Indonesia mencapai 5 persen.

Jumlah populasi penduduk Timor Leste lebih sedikit dibandingkan dengan Singapura, yakni sebanyak 1.4 juta jiwa, dengan luas wilayah 15,007 km², Angka Harapan Hidup para penduduk mencapai 69 tahun.

Terakhir di peringkat 11 diisi oleh Myanmar dengan jumlah besaran gaji bulanan mencapai 155 dolar AS atau sekitar Rp 819.920 setiap bulan. Tingkat pengangguran di Myanmar juga tergolong rendah yakni sebesar 1.8 persen dari total populasi sejumlah 55 juta penduduk.

Jumlah penduduk dunia mencapai 8,09 miliar jiwa per Februari 2024. Nilai tersebut meningkat 0,62% (year-on-year/yoy) dibandingkan populasi di tahun 2023. PBB melalui laporan 2022 World Population Prospects mengungkapkan bahwa jumlah penduduk dunia diperkirakan akan mencapai 9,7 miliar jiwa pada tahun 2050, dan stagnan di tahun 2100 seterusnya.

Pertumbuhan penduduk dunia cenderung melambat dalam beberapa dekade terakhir. Pertumbuhan penduduk diprediksi akan sampai ke titik 0 (angka kelahiran dan kematian sama) sekitar pada tahun 2080-2100, dengan total populasi digadang-gadang mencapai 10,4 miliar jiwa. Setelah periode tersebut, maka pertumbuhan penduduk diperkirakan akan menjadi negatif (angka kelahiran lebih sedikit dibanding angka kematian), membuat populasi dunia cenderung berkurang.

Indonesia terkenal sebagai salah satu negara dengan jumlah populasi terbesar di dunia. Melansir World Population Review, per 4 Maret 2024, populasi Indonesia meningkat sekitar 2 juta penduduk dari tahun 2023 yang sebanyak 277 juta penduduk. Di tahun 2024 ini, terdapat 279.072.446 penduduk di Indonesia. Hal ini sekaligus menjadikan Indonesia negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di tahun 2024.

Hingga saat ini, baru 2 negara di dunia yang jumlah penduduknya melebihi 1 miliar jiwa, yakni India dengan total 1,437 miliar jiwa dan China dengan total 1,425 miliar jiwa. Hal tersebut sekaligus menempatkan keduanya sebagai negara dengan populasi terbanyak di tahun 2024.

Sementara itu, terdapat 341 juta jiwa di Amerika Serikat, menjadikannya negara ketiga dengan populasi terbanyak di dunia. Indonesia sendiri masih berada di urutan keempat, diikuti Pakistan dengan 243 juta penduduk dan Nigeria dengan 227 juta penduduk.

Di tahun 2024 ini, terdapat 15 negara dengan jumlah penduduk lebih dari 100 juta jiwa, yakni sebagai berikut.

Lebih lanjut, World Population Review mengungkapkan bahwa pertumbuhan penduduk tertinggi diprediksi akan terjadi di 8 negara, yakni di Republik Demokratik Kongo, Mesir, Etiopia, India, Nigeria, Pakistan, Filipina, dan Tanzania. Tidak hanya itu, beberapa negara di Afrika juga digadang-gadang akan mengalami peningkatan jumlah penduduk hingga 2 kali lipat dalam beberapa dekade ke depan akibat adanya peningkatan teknologi medis dan penurunan malnutrisi.

Sementara itu, angka harapan hidup dunia di tahun-tahun mendatang diperkirakan akan terus naik. Di tahun 2050, angka harapan akan mencapai 77,2 tahun. Beberapa faktor yang mempengaruhi kenaikan ini adalah berkurangnya dampak dari HIV/AIDS dan penyakit mematikan lainnya seiring meningkatnya teknologi.

Dengan demikian, jumlah penduduk lansia di atas usia 65 tahun diprediksi akan naik sebesar 16% di tahun 2050. Jumlahnya setara dengan 2 kali lipat dari jumlah anak-anak di bawah usia 5 tahun dan sama dengan jumlah anak-anak di bawah usia 12 tahun. Ketidakseimbangan ini cenderung akan membahayakan kondisi ekonomi dan infrastruktur negara, mengingat jumlah pekerja di usia produktif malah berkurang.